.
Jurusan Ipa Taufik Bukhory Abdoel Hamid Abd Rofik Ach Fauzan Ach Rusbiyanto Aminatus Zuhriyah Badi'atul Husna Dwi Wahyu Setianingshh Erna Herawati Hadi Nasution Hafiluddin Hasan Basri Hidayatullah Khoridatul Bahiyah Idayati Junaidi Abdullah Luqmanul Hakim M Bahruddin Mahrus Alie Mansyur Miftahus Surur M Muhaimin Muammarah Nikmatus Zuhro Nurhasanah Nur Masriyah Nur Ainy Nurul Imamah Nurul Qomariyah Nurul Rohim Ro'is Syafiq Saiful Anwar Sa'diyati Sayana Septi Widayati Siti Hanifah Siti Hariyani Siti Hoiriyah Siti Kotijah Syaiful Haris Jurusan IPS 1 Abd Hatib http://4.bp.blogspot.com/-Uzxfs6eYlbw/Tv1IpbyTjrI/AAAAAAAAAro/R_OXCwEvVRU/s320/aida%2Bagustin1.jpg

Friday, February 3, 2017

Kapan Menikah?

عن أبي أمامة عن رسول الله صلي الله عليه وسلم أنه قال :[[ من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان ]].( أبو داود).

"Dari Abi Umamah dari Rosulullah SAW, bersabda :"barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” (Abu Dawud)

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

“Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu dapat membentengi dirinya.”

Bagi orang yang belum menikah, tentunya banyak sekali pertanyaan yang sering di lontarkan meskipun hanya iseng. Baik itu dari teman, saudara, bahkan orang tua. Lalu bagaimana kita menjawabnya agar tidak terlontar pertanyaan yang sama?. Apalagi bagi mereka yang sudah berstatus duda. Apakah kira-kira yang ada di pikirannya sehingga tidak jarang ada sebagian orang yang tidak terlalu memikirkan tentang menikah kembali?. Sampai kapankah akan selalu sendiri?. Memang tidak mudah hidup sendiri yang semua kebutuhan dan kewajiban di lakukan dengan sendiri pula. Bahkan sampai merawat anak serba sendiri pula, yang seharusnya di bantu oleh seorang istri/suami yang sholeh/sholehah. Sebagaimana tuntunan berkeluarga yang sakinah sesuai firman Allah dalam surat Ar-Ruum:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ. (الروم ٢١)

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum: 21).

Ketentraman dalam rumahtangga adalah suatu yang harus tercipta. Namun untuk mencapai ketentraman sangatlah sulit. Di butuhkan jalinan cinta yang sejati dan saling percaya. Walau kita sudah mengetahui kunci ketentraman adalah mencintai karena Allah, namun terkadang kita dibutakan oleh kegemerlapan dan kesenangan dunia. Harta, pangkat, kehormatan, status, bahkan kesusahan dan segala macam kebutuhan yang menjadi kewajiban dunia, yang kesemuanya itu telah menjadi penghalang tercapainya suatu jalinan cinta suci atau bahkan terkesan menyimpang dari tujuan utama pernikahan. Segala macam tujuan yang tidak tersandarkan pada Allah haruslah kita jauhi. Walau kita merasa tersiksa, galau, merana, bahkan dalam kesusahan dan merelakan kehidupannya dalam kesendirian. Alasan itulah, terkadang masih ada sebagian orang yang tidak mau menambah beban pikiran untuk mencari pengganti dan menikah kembali. Jika ada teman yang bertanya "kapan menikah?", Walau dengan berat hati terpaksa ia katakan "Wallahu a'lam".

Banyak orang mengatakan bahwa menikah suatu hal yang membutuhkan persiapan. Baik persiapan secara dhohir maupun batin. Tidak sedikit pula banyak orang yang takut, trauma, dan seakan ingin mengulur waktu. Apalagi khususnya bagi mereka yang pernah menikah, dengan kata lain yang berstatus janda/duda. Takut akan sesuatu yang belum terjadi. Padahal bagi mereka yang berani untuk menikah, Allah akan menjamin kebaikannya dan menyempurnakan sebagian agamanya sebagaimana hadits nabi: "Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)

Kesempurnaan menikah tidaklah di ragukan lagi. Selain menyempurnakan sebagian agamanya, menikah juga akan menundukkan pandangan kita, akan menjaga kehormatan, bahkan akan menjaga kemaluan kita dari perbuatan yang dilarang Allah s.w.t. Tentunya harus dengan niat yang telah di tentukan pula. Namun demikian, ada hal lain yang tidak boleh dilupakan dan merupakan yang terpenting adalah jangan menikah tanpa pengertian dan persiapan dengan tindakan yang nyata.

Menikahlah menurut pola rencana Allah. Daripada salah dan mengundang derita, lebih baik menunggu menikah. Jika tidak diteguhkan oleh Allah. Karena Allah yang menciptakan manusia berpasang-pasangan. Tanpa persetujuan Allah, tidak mungkin manusia dapat bersatu !


By: Abdoel Hamid

0 comments:

Post a Comment